Peran Generasi Millennials Dalam Menghadapi Making Indonesia 4.0




Mau makan tapi malas bergerak? bisa online.
Mau beli gadget terbaru? bisa online.
Atau mau beli pakaian hits kekinian? juga bisa online.

Sadar atau tidak, mau atau tidak mau kita sudah berada di revolusi industri 4.0. Revolusi industri 4.0 tidak hanya mengubah industri, namun juga pekerjaan, cara berkomunikasi, berbelanja, bertransaksi, hingga gaya hidup. Oleh karenanya, selain mempertahankan eksistensi usaha, pelaku bisnis juga dihimbau agar memberikan dukungan pelatihan agar anak bangsa akan terus berkembangan mengikuti perkembangn dunia digital. 

Namun, belum semua elemen masyarakat menyadari konsekuensi logis atau dampak dari perubahan-perubahan yang ditimbulkannya. Bahkan, fakta-fakta perubahan itu masih sering diperdebatkan. Misalnya, banyaknya toko konvensional di pusat belanja (mall) yang tutup sering dipolitisasi dengan argumentasi bahwa kecenderungan itu disebabkan oleh menurunnya daya beli masyarakat. Padahal, toko-toko konvensional memang mulai menghadapi masalah serius atau minim pengunjung karena sebagian masyarakat perkotaan lebih memilih sistem belanja online. Dari beli baju, sepatu, dan buku hingga beli makanan semuanya dengan pola belanja online.


Masih ada beberapa contoh tentang dampak dari adaptasi era Industri 4.0. Misalnya, karena faktor e-banking dan pesatnya perkembangan sistem pembayaran, 30 persen pos pekerjaan pada setiap bank diprediksi akan hilang dalam beberapa tahun mendatang. Maka, akhir-akhir ini pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor perbankan pun tak terhindarkan. Lalu, berlakunya ketentuan e-money untuk bayar tol pun punya dampak terhadap pekerja yang selama ini melayani pembayaran tunai di semua pintu jalan tol.

Indonesia berpeluang besar menjadi pemain kunci di Asia dalam implementasi Industri 4.0. Ada dua potensi nyata yang melandasi keyakinan itu, yakni pasar yang besar dan keterampilan. Dua potensi ini mampu mendukung pengembangan era digital. Pemerintah Indonesia telah menetapkan Roadmap Making Indonesia 4.0 sebagai strategi dalam mencapai target menjadi 10 besar kekuatan ekonomi dunia pada tahun 2030. Jumlah penduduk yang banyak, ditunjang dengan perkembangan insfrastuktur dan sumber daya manusia bisa menjadi modal penting untuk melaksanakan revolusi industri 4.0.

Belum lagi jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 143 juta orang. Dan, keterampilan generasi millenials bisa terekam pada semua perguruan tinggi atau universitas di Indonesia. Generasi millenials akan memainkan peran penting. Sedikitnya 49,5 persen pengguna internet berusia 19-34 tahun. Mereka berinteraksi atau melek teknologi berkat telepon pintar (smartphone). 

Generasi millenials dituntut untuk meningkatkan kapasitas. Tak cukup hanya dengan penguasaan teknologi, tetapi harus dilengkapi penguasaan sejumlah bahasa asing agar bisa komunikatif pada tingkat global. Peningkatan kapasitas pekerja millenials itu bisa diwujudkan melalui pelatihan, kursus dan sertifikasi. Industri dan institusi pendidikan pun harus peduli pada isu tentang peningkatan kapasitas pekerja di era Industri 4.0 ini. Jangan lupa juga kalau pada masa sampai dengan 2035 Indonesia akan menerima bonus demografi yang tidak akan terulang selama seratus tahun sekali.

Nah salah satu cara memaksimalkan peran generasi millenials yaitu dengan menjadi pedagang di Detalase. Buat yang belum tau detalase itu apa, jadi detalase itu adalah merupakan market place yang menyediakan lebih dari 2 juta produk luar negeri. Di detalase kalian para penjual bisa mencari produk yang ingin dijual kembali, tentu dengan profit yang menggiurkan. Dengan menjadi penjual di detalase kalian hanya tinggal mencari membuat akun di detalase, bisa dilihat disini. dan tinggal kalian mainkan peran kalian sebagai penjual dengan profit yang menggiurkan. 

Detalase mempunyai misi untuk membangun sebanyak mungkin Onlinepreneur  di Indonesia dengan menyediakan produkjasa logistikmetode pembayaran yang aman, dan customer service yang responsif. Sehingga, siapapun bisa berjualan secara online dengan mudah, gratis, dan tanpa stok.

Selain menjadi pedagang di Detalase, generasi millennials juga bisa belajar banyak untuk meningkatkan kemampuan dalam menghadapi making indonesia 4.0 di Geti. Jadi Geti itu merupakan lembaga informal-incubator yang memberikan peningkatan percepatan kemampuan wirausaha melalu sarana,prasarana, dan networking internasional loh. Disini kalian akan diajarkan mulai dari materi basic hingga advance untuk menhadapi Indonesia Making 4.0. Untuk kalian yang ingin tau lebih jauh bisa kunjungi web Geti disini

Besar sekali harapan kita bahwa generasi millenials akan bisa memainkan perannya sebagai motor penggerak kemajuan bangsa. Menjadi pemain di negeri sendiri dan menjadi pemain besar juga di luar negeri. Inovasi dan ide-ide kreatif anak bangsa sangat ditunggu untuk memajukan indonesia terutama saat indonesia sudah berusia 100 tahun pada tahun 2045 nanti. 

Sumber :
Detik
Republika

0 Comments