Tersesat Gara-gara GPS



 
Tersesat Gara-gara GPS
Hari itu sabtu 31 Desember 2016 aku dan rekanku Yudis ingin pergi mengeksplor Danau Kaolin yang terkenal banget (banyak alay-alay yang udah foto disitu haha). Bahkan di grup backpacker Nusantara pada nanyain itu kok bisa kayak gitu hehe.
Ya aku ceritain aja kalo itu merupakan bekas tambang timah, dan sisa tambang alias kolongnya ditinggalin gitu aja. Dan Allah udah ngasih sebuah keajaiban dengan merubah tempat itu menjadi begitu indah deh. Kalo kalian dari dan mau ke Bangka mesti wajib nih foto di danau kaolin.

Oke perjalanan kita mulai pukul 10,sebenernya mau pukul 9, eh tapi nungguin Yudis lama amat prepare nya, udah kayak cewek mau kondangan hehe. Perjalanan kita mulai....
Kalau aku liat di google maps, ada wisata yang bisa kita kunjungi juga selain danau kaolin, yaitu Hutan pelawan.
Jadi hutan ini merupakan hutan lindung untuk menjaga habitat asli dari pohon pelawan yang merupakan ciri khas daerah itu.
Selain itu juga ada yaang unik nih dari hutan pelawan. Kalian pasti taunya kalo semua madu itu manis kan? yups kalian salah hehe, disini malah ada madu yang pahit, ya namanya madu pelawan. Jadi lebahnya buat sangkar di pohon pelawan dan ya jadilah madu pelawan pahit yang terkenal itu hehe (kurang tau prosesnya gimana hehe).
Perjalanan kita tempuh dari kost kurang lebih 45 menit, saat google maps menunjukan kalo kita semakin dekat dengan lokasi, kami kebingungan, karena jalan yang ditunjukan google maps itu buntu hehe, mondar mandir kami nyari tuh jalan tapi gak ketemu-ketemu. Fix akhirnya kami kembali menjadi makhluk sosial seutuhnya, kami pun bertanya dengan warga sekitar dimana jalan menuju hutan pelawan. Dan ternyata google maps yang kami jadi patokan tadi menunjukan jalan untuk masuk ke hutan entah hutan apa hehe. Oke kami pun menuju hutan pelawan berbekal dari petunjuk yang sudah diberikan oleh warga tadi.
Yeeee...kurang lebih 15 menit, kami pun sampai di Hutan pelawan, sepi sihh, wajar, masih pagi hehe, setelah sampai langsung masuk, eh foto dulu deng kata yudis, ntar siapa tau langsung pulang, oke kami foto dulu akhirnya di Gerbangnya
Gerbang Hutan Pelawan

Sebelum masuk, aku dan yudis liat-liat penjual madu pelawan pahit yang terkenal itu, cukup mahal harganya, satu botol Aqu* ukuran kecil bisa mencapai 100rb hehe, Yaudah langsung cabut aja ke Hutannya.Sebenernya kalo untuk orang yang ingin pergi berlibur, hutan pelawan itu kurang cocok, karena ya hehe cuma hutan aja, tapi untungnya ada jalan atau jembatan yang berada didalam hutan yang bagus buat difoto, jadi ya lumayan lah buat yang mau foto-foto, kalo aku sih emang pengen nyari ilmu aja (jiaahhh gayanya hehe).

Setelah puas memenuhi album foto kami, saat keluar dari gerbang hutan pelawan, yudis bertemu dengan alumni UBB yang sedang melakukan penenelitian disana. Yudis ternyata sudah lama ingin menyapa, tetapi ragu karena hanya melihat dari jauh, seingat yudis, dia bertemu kk itu saat menjadi peserta seminar proposal beliau, dan ternyata sekarang sudah penelitian tingkat akhir untuk gelar S2, hehe. 

Kami mengira beliau mahasiswa tingkat akhir yang belum tamat-tamat (maafkan prasangka buruk kami ini kak hehe). KAmi pun bercerita-cerita tentang tantangan melanjutkan studi, beliau mengajarkan untuk mulai sering-sering latihan membuat essay dan minta dikoreksi oleh dosen. Hal ini penting karena salah satu penilaian juga berasal dari essay. Selain itu persiapkan juga untuk menguasai bahasa inggris, karena s2 lebih banyak menggunakan bahasa inggris. Menarik sekali cerita dengan kk yang satu ini (ini salah satu hal dari travelling yang aku sukai hehe)

Oke, setelah cerita-cerita, kami kembali melanjutkan perjalanan kami ke Danau Kaolin, sebenarnya bisa ditempuh dalam waktu 30 menit, tapi karena bahan bakar perut kami habis dan juga waktu sudah menunjukan waktu dzuhur, kami memutuskan untuk sholat dulu dan setelah itu makan-makan di pinggir pantai di dekat tugu kota Koba. Banyak yang jualan, dan mirip pasar malam tempatnya hehe, tapi tetep bagus kok buat foto hehe.
Ada layangan putus di pinggir pantai saat kami makan 

Setelah cukup mengisi bahan bakar perut, kami kembali melanjutkan perjalanan, saat gps kembali menunjukan untuk belok ke kanan, kami cukup bingung, karena tidak ada petunjuk jalan sama sekali menuju. Alhasil, kammi kembali menjadi makhluk sosial seutuhnya, kami bertanya dengan warga sekitar, bapak itu pun bilang kalau banyak sekali yang bertanya arah ke danau kaolin (menurut analisis aku, kalau memang potensial, kenapa tidak dikelola dengan baik? bukankan ini bisa dijadikan
potensi yang bagus buat masyarakat sekitar?). Perjalanan sedikit lagi, kami menenpuh jalan tanah merah, hanya berjarak sekitar 10 menit, kamipun sampai. Yeeeee, Danau Kaolin...(Buat yang cuma liat di foto pasti bakalan takjub banget kalo liat yang aslinya gimana). Airnya biru banget, udah lumayan rame sih tempatnya, ada yang jualan, ya lumayan gak susah-susah lagi buat yang haus atau pengen beli cemilan. (Soalnya posisinya bener-bener di pedalaman).

Ini yang bikin unik, danaunya ada 2 warna loh

Rasa di Islandia haha

foto yudis juga di upload dikit ya hehe

Oke, aksi kamipun dimulai, foto sana foto sini, ada spot foto yang unik juga sih, yaitu antara danau yang isinya air biru banget sama sebelahnya yang hijau, kayak danau kelimutu di di NTT keren banget asli.Saat asyik foto, aku mendengarkan percapakan wisatawan lain yang lagi foto-foto juga, mereka berbicara bahasa sunda, mungkin dari Bandung dan sekitarnya.
Sebenarnya tempat ini sangat potensial sekali untuk berkembang, akung pemerintahnya saja yang belum mengelolanya dengan baik. setelah puas foto kamipun pulang dan siap mengeksplor tempat-tempat keren lainnya
see youuuuuu



Agus Elmansyah, 2017

0 Comments