Menjelajahi Serang Di Akhir Pekan

Saat Menjelajahi Museum Negeri Banten
Kali ini kami akan menjelajahi kota Serang, sebelumnya kami sudah menjejahi dan banyak mendapatkan ilmu sejarah tentang Edward Douwes Dekker di Museum Multatuli, buat kalian yang belum membaca bisa baca disini

Setelah dari semalam kami cukup kesulitan mencari rental motor, kami cukup frustasi malam itu, kami memutuskan untuk lebih bangun kesiangan karena agak stress tidak dapat rental motor. Sebenarnya dapat sih, tapi persyaratannya cukup berat, yaitu harus bawa KK. Cukup unik jika ada traveller yang membawa KK kemana-mana hehe.

Pukul 9 cukup membuat perut kami lapar, akhirnya kami memutuskan segera berkemas dan bersiap cek out dari hotel. Oh ya kami sebenarnya malam itu ingin tidur di masjid atau spbu, tapi karena cukup sulit malam itu mencari masjid dan kami sudah cukup jauh karena dari Stasiun Serang ke alun-alun pun kami berjalan. Telapak kaki yang sudah lelah membuat kami memutuskan untuk tidur di hotel yang tidak sengaja kami lewati malam itu.

Batagor dan somay menjadi santapan kami pagi itu. Aku batagor, rizki somay. Agak kurang nyaman sebenarnya kami makan pagi itu. Tukang jajanan yang berjualan dipinggir alun-alun tempat kami makan diusir oleh satpol pp. Kami yang belum selesai menyantap makan pun harus buru-buru menyantap makan kami pagi itu.

Setelah selesai sarapan, kami memutuskan berkunjung ke Museum Nasional Banten yang tidak jauh dari alun alun Serang.

Bangunannya cukup megah karena memang masih baru direnovasi. Di Museum Banten ini lebih memfokuskan tentang provinsi Banten dan serang itu sendiri. Tidak lupa juga mempromosikan badak yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon.

cula bada yang sering diburu oleh masyarakat

Badak Jaya
 FYI, badak jawa merupakan 1 dari 5 spesies badak yang ada didunia. (Badak Afrika, Badak Putih Afrika, Badak India, Badak Sumatera dan Badak Jawa itu sendiri). Jumlah Badak Jawa sendiri jumlahnya semakin sedikit karena sulitnya berkembang biak. Hanya sekitar ada 60 ekor jumlah badak yang ada di Taman Nasional Ujung Kulon. Sedih ya hmmmmm
Suku Baduy merupakan suku unik yang masih memegang teguh animisme
Puas menjelajahi Museum Nasional Banten, kami berencana melanjutkan perjalanan kami ke arah atas, yaitu Kesultanan Kaibon. Aku memesan mobil lewat Gojek, drivernya ternyata juga seorang traveller. Aghi namanya, dia juga bercerita menjejahi berbagai tempat membuat dia mendapatkan banyak cerita-cerita baru dan pengalaman-pengalaman baru. Dia juga sudah pernah travelling ke Jepang loh, kami berdua yang baru menjelajahi beberapa daerah hanya terperangah, ternyata driver kami mainnya sudah sangat lebih jauh dari kami. Bahkan dia akan kembali eksplor ke luar negeri tahun depan, ya tepatnya ke Turki.

Perjalanan kami ke Kaibon semakin tidak terasa sambil mendengarkan cerita dari Aghi. Setelah ngobrol panjang, aghi memutuskan untuk menjadi guide kami menjelajahi daerah Serang. Dia juga merasa bangga kalau ada orang yang mau menjelajahi Serang. Wah kami sangat senang, mengingat kendaraan umum memang susah disini. Keraton Kaibon menjadi destinasi pertama kami kali ini.






Jadi Kesultanan Kaibon ini juga merupakan bekas kesultanan Banten yang dibumihanguskan oleh Belanda. Alasannya sangat mudah ditebak kenapa, karena pemberontakan kesultanan Banten yang tidak mau tunduk kepada Belanda. Kesultanan Kaibon ini cukup luas loh, namun sayang akibat sudah dibumi hanguskan menjadi sedikit berantakan. Tapi personanya tidak menyurutkan orang-orang untuk datang kesini. Bahkan saat kami hendak pulang, ada pasangan calon pengantin yang mau prawedd foto disini. Memang keren sih hehe.

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 12 lewat, kami memustukan untuk mencari wisata kuliner. Aghi merekeomendasikan pecak bandeng menjadi santapan kami siang itu. Dia pun menunjukan kami ke lokasi yang direkomendasikan tadi. Tidak jauh, sekitar 15 menit perjalan kami sampai. makanan pun kami pesan. Benar ternyata, Pecak bandeng ini sangat rekomendasi buat kalian yang mau ke Serang. Sambalnya yang pedas-pedas asam membuat perpaduan yang unik dengan ikan bandengnya. hehe.


Seperti biasa, harus difoto dulu sebelum makan hehe
Penuh sudah perut kami terisi hari itu. Setelah itu kami melanjutkan perjalan ke Masjid Agung Banten. Tidak terlalu jauh dari tempat kami makan tadi, tapi karena masih adanya pembangunan, mobil kami tidak bisa masuk terlalu jauh kesana. Dan kami pun harus turun dan berjalan lebih jauh dari biasanya.


Dari foto ini bisa dilihat sudah ada beberapa kubah berbentuk kipas yang memang sedang di bangun oleh pemerintah Banten. Aku sangat yakin saat pembangunan ini nanti sudah selesai, dijamin makin kece nih tempat hehe. Di areal pelataran masjid juga banyak orang-orang yang berkumpul sebelum ingin masuk ke makam raja untuk melakukan ziarah. Ramai sekali, aku cukup terperangah melihat kondisi yang jarang aku lihat seperti itu.
Setelah Masjid Agung Banten, selanjutnya kami akan mengunjungi Vihara yang letaknya tidak jauh dari masjid. Tapi sebelum ke vihara, ada sebuah kuburan yang benteng yang bisa kami kunjungi.

aku berdiri diatas benteng Spellwich yang merupakan benteng Belanda
Jadi benteng ini langsung menghadap kelaut Banteng, rancangan bangunannya amat bagus dan keren bahkan ada bangkernya juga di dalamnya.

Pas .diseberang benteng ini ada vihara. yang katanya terbesar se Banten loh

Kalau kita masuk kedalamnya, kita merasakan seperti ada di China benera hehe. Banyaknya orang yang melakukan ibadah dan ornamen yang beneran seperti di China membuat tempat ini rekomended banget buat kalian kunjungi kalau ke Serang.

Tak terasa jam sudah menujukan hampir pukul 3. Kami memutuskan untuk menyudahi perjalanan kami, tapi ternyata Aghi masih kekeh ingin mengajak kami menyusuri Serang, oke jadi yang terakhir tempat yang kami eksplor yaitu pelabuhan karanghantu. Jadi sebenarnya ada juga paket yang bisa mengantarkan ke beberapa pulau disana tapi karena waktu yang tidak memungkinkan, kami memilih paket yang bisa membawa kami jalanjalan sebentar dilaut sekitar pelabuhan.

Cukup dengan 12 ribu perorang kami sudah bisa menjelajahi laut Serang selama 20 menit kurang lebih. Tempat ini sangat rekomendasi saat berkunjung dengan keluarga. Selain itu juga cocok untuk yang mau menikmati senja di sore hari.


Turunnya kami dari kapal itu juga menjadi perpisahan kami hari itu, Aghi langsung mengantarka kami ke staisun serang. Sungguh menjadi perjalanan yang tidak terlupakan. Banten masih menyimpan sejuta tempat yang membuat kami ingin kembali kesana. Sampai jumpa lagi :)

Aghi (kiri), Aku, dan Rizki (kanan)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Rincian biaya selama travelling di Serang kali ini

- Makan malam saat tiba dari Rangkas Bitung Rp 42.000 berdua
- Hotel Rp 200.000 (Berdua) sebenarnya bisa lebih hemat kalau tidur di masjid atau spbu, tapi karena sudah kelelahan kami tidur di hotel.
- Sarapan batagor dan somay di pagi hari Rp 20.000 berdua.
- Gocar aghi pertama kali order Rp.26.000
- Makan pecak bandeng Rp 119.000 bertiga (banyak makananyan dan puas)
- Tiket kapal keliling laut Rp 36.000 (bertiga)
- Tiket balik ke Rangkas Rp 3.000 perorang
- Tiket Ke Karet Rp. 8.000 perorang

0 Comments