Lalu lalang suara motor silih berganti terus menerus saling
bersambut satu sama lain. Aku sedang menunggu temanku yang akan menjemputku ke
ATM, ya aku akan melakukan pembayaran untuk pendaftaran SBMPTN. Ya beginilah nasibku,
orang tua yang tak memiliki kartu ATM tak dapat banyak membantuku, aku pun
berinisiatif untuk menunggu di kantor ATM sembari berharap ada orang yang mau
meminjamkan uang yang ada di ATMnya lalu aku menggantinya dengan uang tunai.
Aku dan temanku pun bergegas pergi ke kantor ATM, setelah
sampai aku lihat suasana masih sepi, maklum saja, jam ditanganku masih
menunjukan pukul 6:45 pagi. Pasti mahasiswa-mahasiswi yang biasa kesini masih
tidur, pikirku di dalam benakku.
Kami berdua pun duduk di dekat kantor ATM
tersebut sembari melihat keindahan kampus terbesar di provinsiku itu. Ya, aku
sangat berharap dapat lulus di universitas tersebut, tapi didalam benakku juga
mengatakan, apakah mampu otatku ikut bersaing dengan otak orang-orang kaya yang
punya segalanya itu?, dahiku pun mengkerut. Tak lama kemudian ada segerombolan
mahasiswa yang datang, lalu memasuki ATM, setelah mereka keluar aku
memberanikan diri untuk ingin meminjam uang mereka, tapi belum beruntung
ternyata diriku. Uang yang mereka miliki di ATM telah habis mereka ambil tadi.
Aku pun kembali bersabar menunggu. Tak lama kemudian ada mahasiswa yang
memasuki ATM, setelah dia keluar aku memberanikan diri untuk memijam uangnya,
ia pun mengizinkan aku untuk meminjam uangnya, tapi ternyata nasib belum
berpihak dengan ku. Kartu ATM masiswa tersebut tak bisa digunakan untuk
transfer. Dan aku pun kembali menunggu cukup lama untuk menantikan adanya
mahasiswa yang menggunakan ATM tersebut. Tak lama kemudian ada seorang
bapak-bapak yang datang sambil menelpon nampak begitu sibuk dan ditemani oleh
seseorang yang nampaknya itu bodyguard
atau supirnya aku terdengar dia akan mentransfer uang yang berjumlah milyaran.
Hatiku pun kecut rasanya ingin meminjam dengan orang tersebut. Dan tepat sekali
perkiraanku saat aku memanggil bapak tersebut, dia seolah-olah tak mendengar
aku, ya sudahlah nasibku sekali lagi belum beruntung.
Temanku kembali memberi semangat kepadaku, bahwa nanti pasti
akan ada waktunya orang yang akan menolongku. Setelah hampir setengah jam
datanglah seorang bapak-bapak yang menggunakan motor dengan suara yang sangat
tidak nyaman di dengarkan oleh telinga. Setelah keluar dari ATM, aku
memberanikan diri lagi untuk meminjam uang bapak tersebut. Dan syukur
alhamdulilah beliau meminjamkannya. Dan
setelah pembelian pin berhasil aku pun mengganti uang bapak tersebut dan
mengucap terima kasih sebanyak-banyaknya. Dan tak lupa pula aku berterima kasih
banyak juga kepada temanku yang satu ini yang banyak sekali menolongku selama
ini.
Setelah sebulan dari tes SBMPTN dan saat aku melihat
pengumuman hatiku sangat kecewa karena aku tidak lulus di tempat yang aku
inginkan tapi aku lulus di universitas yang cukup jauh dari tempat tinggalku.
Orang tua ku marah besar dan mengatakan tidak akan mau membiayai kuliah ku karena
lulus ditempat tersebut. Aku pun membulatkan tekad dan melanjutkan kuliah
ditempat tersebut. Dengan tekad yang kuat aku kuliah sambil bekerja dan
mengajar les privat sehingga dapat menghasilkan uang dan aku mendapatkan beasiswa dari pemerintah,
dengan itupun aku bisa memenuhi kebutuhan diriku sendiri sampai sekarang.
Mendengar kabar tersebut orang tuaku sekarang sudah tidak
sabar denganku, mereka malah senang mendengar aku sudah menjadi sangat mandiri
sekarang. Mungkin ketika kita gagal memenuhi suatu keingin kita, kita merasa
itu adalah hal yang terburuk, padahal belum tentu, Tuhan pasti sudah
merencanakan sesuatu yang jauh lebih baik untuk kita, dan aku sangat percaya
dengan itu
1 Comments
mantap,.
ReplyDelete